Mengenal Generasi Alfa

Generasi alfa adalah sebutan bagi anak-anak yang lahir setelah tahun 2010. Mereka sudah mengenal teknologi tinggi sejak masih bayi dan tumbuh berkembang bersama teknologi itu. Generasi Alfa diperkirakan menjadi generasi terbesar dan terpintar, cepat menyerap teknologi terkini, perhatian terhadap masalah kesehatan, bersekolah pada usia dini dan belajar di sekolah lebih lama, fokus dan terobsesi pada produk baru yang berhubungan dengan teknologi, kesempatan berkarir terbuka di seluruh dunia dan bersaing dengan warga dunia lainnya.

Anak-anak saat ini tumbuh dan berkembang di desa global. Meskipun anak-anak di Indonesia tidak selalu bisa disamakan dengan anak-anak di negara Barat, namun mereka hidup pada masa dan tempat yang sama. Desa global adalah konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi yang menjadikan dunia bagaikan sebuah desa yang sangat besar.

Tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat menggunakan teknologi internet.

Desa global ini memiliki beberapa dampak, seperti informasi dan komunikasi terbuka dari mana saja dan kapan saja, masyarakat di manapun dapat memiliki persepsi yang sama karena mudahnya mendapatkan informasi, siapapun dapat mengakses informasi positif maupun negatif.

Namun dengan adanya arus informasi yang mudah kita dapat, jika informasi tersebut tidak tersaring, misalnya berita dan tayangan kekerasan maka akan berpengaruh buruk bagi anak. Sebagaimana disampaikan Profesor Beverly Raphael PM, Ketua Australian Child and Adolescent Trauma Loss and Grief Network bahwa anak yang sering melihat tayangan atau bermain game ‘kekerasan’ cenderung tumbuh menjadi anak yang cemas, penakut, dan selalu merasa tidak aman, tidak sensitive terhadap tindak kekerasan dan menganggap dunia sebagai tempat yang sangat menakutkan.

Lantas bagaimana kita menghadapi hal tersebut? Terutama bagaimana mendidik anak ayah bunda sekalian?

Salah satu cara mendidik anak ialah dengan menjadi role model atau metode keteladanan. Metode keteladanan ini terbukti berhasil dilakukan oleh Rasulullah saw saat memimpin dan mendidik orang dewasa. Oleh karena itu, metode ini juga diyakini oleh para ahli sebagai metode yang sangat efektif dalam mendidik dan menuntun anak ke arah kebaikan.

Anak ibarat kertas putih bersih. Isi kertas tersebut akan sangat dipengaruhi, apa yang dilihat  anak-anak dari orang di sekitarnya, terutama lingkungan terdekatnya, yaitu sesama anggota keluarga, lebih khusus orang tua.

Meniru adalah proses pembelajaran alami semua makhluk hidup. Anak mulai meniru sejak ia lahir, dimulai dari meniru ekspresi wajah. Mulai usia 3 tahun, anak meniru perilaku, sopan-santun, dan bahasa. (Menurut Rosdiana Setyaningrum, seorang psikolog anak dan keluarga parenting.co.id)

Sehingga sudah sepatutnya bagi ayah bunda bisa memulai dari diri sendiri untuk selalu memperlihatkan perilaku-perilaku positif kepada generasi alfa seperti anak-anak kita yang lahir di atas tahun 2010.

 

 

 

.....dilansir dari BALITA BERAKHLAK MULIA Syaamil Books

Tag :  

Popular Artikel
Mengenal Disiplin Positif dan Manfaatnya untuk Anak
Memiliki anak yang disiplin menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh para orang tua. Berbagai car..
Meneladani Uwais Al Qarni Sang Penduduk Langit
Islam selalu mengajarkan dan memberikan sosok yang patut diteladani di setiap zaman. Salah satu soso..
HABITUASI SEBAGAI AJANG BERBENAH DIRI
Tanggungjawab bagi seseorang yang beragama tentu bisa menjalankan kewajiban atas dirinya sendiri, sa..